Rabu, 11 Maret 2009

Pembangunan Gereja Ganjuran

AYO BANGUN GEREJA GANJURAN
bila anda mau membantu pembangunan Gereja Ganjuran diatas ada nomor rekeningnya

Pembangunan Candi Ganjuran



Gereja Ganjuran kini mulai dibangun kembali dengan denah dan rancangan yang berbeda dengan Gereja Ganjuran yang dahulu, Gereja Ganjuran runtuh akibat gempa 27 mei 2006,
bentuk Gereja yang akan dibuat sepertio foto diatas.

Rabu, 26 November 2008

Tentang Candi Ganjuran

Candi Ganjuran

Candi Ganjuran adalah tempat ziarah bagi orang katolik yang bertempat di desa Ganjuran, Sumbermulyo,Bambanglipuro,Bantul, Yogyakarta

Bagi saya disana adalah tempat yang paling kusuka untuk berdoa karena tempatnya yang berada di out door ( diluar maksudnya), juga alam sekitarnya yang sejuk karena ada banyak pohon cemara yang tertata rapi yang berjajar di hadapan Candi Ganjuran membuat nyaman dan tenang untuk berkomunikasi atau membangun relasi dengan Tuhan (berdoa)

Setiap kali aku sempatkan diri untuk kesana karena ada kerinduan tersendiri untuk berkomunikasi dengan Tuhan di tempat itu, setiap ada masalah aku juga kesana untuk berdoa dan memohon kepada Tuhan agar diberi ketabahan dalam menghadapi masalah-masalah ku.

Disana juga tempat aku dan teman-teman bertemu untuk berbincang-bincang serta untuk rapat mudika di pelataran candinya.

Pokoknya di sana tempat yang paling kusuka bila aku di Jogja.

Sejarah Ganjuran

Kisah tentang Ganjuran (sejarah)

Tempat ini berdiri di babad tanah Jawa, Ganjuran adalah sebuah wilayah Alas Mentaok yang dinamakan Lipuro. Tempat itu dahulu sempat digunakan Panembahan Senopati untuk bertapa dan direncanakan menjadi pusat kerajaan Mataram, namun batal.
Perubahan nama menjadi Ganjuran sendiri berkaitan dengan kisah percintaan Ki Ageng Mangir dan Rara Pembayun yang diasingkan oleh Mataram. Kisah cinta dua orang tersebut yang kemudian mengilhami penciptaan tembang Kala Ganjur, berarti tali pengikat dasar manusia dalam mengarungi kehidupan bersama dengan dasar cinta. Nah, dari nama tembang tersebutlah desa yang dulu bernama Lipuro itu berubah menjadi Ganjuran.
Jika anda mau berbincang dengan penduduk setempat, akan banyak lagi cerita yang bisa digali, misalnya alasan dibatalkannya Lipuro menjadi pusat kerajaan Mataram, alasan pengasingan Ki Ageng Mangir dan Roro Pembayun dan sebagainya


Gereja Ganjuran , Bertemu Yesus dalam Wajah Jawa

Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran, demikian nama lengkapnya, bisa dijangkau dengan mengendarai kendaraan bermotor sejauh kurang lebih 20 km dari pusat kota Yogyakarta. Pemandang sawah yang hijau dan pohon serupa cemara akan menyambut anda begitu memasuki Desa Ganjuran, tempat gereja ini berdiri.

Mengunjungi gereja ini, anda akan mengetahui tentang sejarah gereja dan inkulturasi Katolik dengan budaya Jawa, terakhir mendapatkan ketenangan hati.


Kompleks gereja Ganjuran mulai dibangun pada tahun 1924 atas prakarsa dua bersaudara keturunan Belanda, Joseph Smutzer dan Julius Smutzer. Gereja ini merupakan salah satu bangunan yang didirikan sejak dua bersaudara itu mulai mengelola Pabrik Gula Gondang Lipuro di daerah tersebut pada tahun 1912. Bangunan lain yang didirikan adalah 12 sekolah dan sebuah klinik yang menjadi cikal bakal Rumah Sakit Panti Rapih.

Pembangunan gereja yang dirancang oleh arsitek Belanda J Yh van Oyen ini adalah salah satu bentuk semangat sosial gereja (Rerum Navarum) yang dimiliki Smutzer bersaudara, yaitu semangat mencintai sesama, khususnya kesejahteraan masyarakat setempat yang kebanyakan menjadi karyawan di Pabrik Gula Gondang Lipuro yang mencapai masa keemasan pada tahun 1918 - 1930.

Dalam perkembangannya, kompleks gereja ini disempurnakan dengan pembangunan candi yang dinamai Candi Hati Kudus Yesus pada tahun 1927. Candi dengan teras berhias relief bunga teratai dan patung Kristus dengan pakaian Jawa itu kemudian menjadi pilihan lain tempat melaksanakan misa dan ziarah, selain di dalam gereja, yang menawarkan kedekatan dengan budaya Jawa.

Gereja Ganjuran



Tentang Gereja Ganjuran

Berjalan keliling gereja, anda akan menyadari bahwa bangunan ini dirancang dengan perpaduan gaya Eropa, Hindu dan Jawa. Gaya Eropa dapat ditemui pada bentuk bangunan berupa salib bila dilihat dari udara, sementara gaya Jawa bisa dilihat pada atap yang berbentuk tajug, bisa digunakan sebagai atap tempat ibadah. Atap itu disokong oleh empat tiang kayu jati, melambangkan empat penulis Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
Nuansa Jawa juga terlihat pada altar, sancristi (tempat menyimpan peralatan misa), doopvont (wadah air untuk baptis) dan chatevummenen (tempat katekis). Patung Yesus dan Bunda Maria yang tengah menggendong putranya juga digambarkan tengah memakai pakaian Jawa. Demikian pula relief-relief pada tiap pemberhentian jalan salib, Yesus digambarkan memiliki rambut mirip seorang pendeta Hindu.( tapi sekarang mulai dibangun lagi Gereja Ganjuran yang baru karena gereja yang lama telah hancur akibat gempa bumi.)

Selasa, 25 November 2008

Tentang Air Perwitosari

Air Perwitosari


Rahmat Candi Ganjuran bertambah ketika tahun 1998 ditemukan sumber mata air besar di bawah candi dalam penelitian di laboratorium air di bawah candi ini mengandung mineral tinggi. Oleh karenanya air ini kemudian dinaikkan agar bermanfaat. Kebetulan yang memakai air itu pertama kali adalah seseorang bernama Perwita yang tengah menderita sakit. Karena imannya Pak Perwita merasakan daya penyembuh air candi ini. Untuk mengenang penemuannya air candi itu diberi nama Tirta Perwitasari (Air Perwitasari)

Secara kebetulan di dalam dunia pewayangan disebut pula air suci Perwitasari yang diburu oleh Wijasena (orang yang percaya), sebagai air kehidupan.

Secara gethok tular( cerita dari mulut ke mulut) berkah dan tuah air itu meluas. Lalu banyak yang memanfaatkannya. Bahkan kini, pencari kesembuhannya berasal dari berbagai kota di tanah air. Pada hari-hari tertentu, seperti Jumat Kliwon atau pun Jumat pertama tiap bulan, candi itu banyak dikunjungi peziarah. Pada malam sebelumnya, biasanya diselenggarakan misa dengan iringan gamelan dan tradisi Jawa yang kenta.

para peziarah selalu membawa pulang air perwitasari karena dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan berguna bagi kehidupan